Okay, sebelum kamu bayangkan tulisan ini penuh istilah teknis dan foto produk yang glossy, aku mau bilang: ini curhat. Curhat tentang spa, facial, dan godaan produk skincare mewah yang bikin dompet sedikit menangis tapi hati bahagia. Ceritanya sederhana—aku nyobain beberapa treatment di salon profesional di kota, sambil menjajal serum-serum mahal yang selama ini cuma nongkrong di wishlist.
Suasana Salon: Pertama, yang bikin rileks
Pertama kali masuk, yang aku nilai bukan cuma deretan botol cantik di etalase. Lighting lembut. Musik instrumental yang nggak bikin ngantuk. Aroma essential oil yang calming. Semua itu penting—karena kalau ruangannya kacau, mood langsung turun. Di salon yang aku datangi, ada secangkir teh hangat saat menunggu. Ada gudang spatula steril. Terapisnya ramah. Bersih. Itu nilai plus besar.
Kalau kamu tipe orang yang sensitif terhadap bau, bilang saja sebelumnya. Mereka biasanya bisa atur aroma. Simple, tapi efektif buat bikin sesi lebih nyaman.
Rangkaian Facial: Dari double cleansing sampai LED therapy
Oke, sekarang bagian inti: facial. Treatment yang aku pilih dimulai dari double cleansing—pertama pembersih oil-based untuk mengangkat sunscreen dan makeup, lalu gel cleanser untuk membersihkan sisa kotoran. Kulit terasa bersih, tapi nggak kering. Lanjut ke exfoliation dengan enzim yang lembut. Jadi bukan scrub kasar yang bikin kulit merah merekah. Suer, aku lebih suka pendekatan yang ramah kulit.
Ada juga steam sebentar, lalu extraction. Jujur, bagian ini campur aduk: puas tapi sakit dikit. Terapisnya sabar dan berhati-hati. Setelah itu masker khusus; aku dapat masker hydrating dengan serum hyaluronic dan pelembap mewah yang kaya. Terakhir, LED therapy untuk calming dan collagen-boosting. Hasilnya? Kulit terasa lebih plump, pori-pori terlihat sedikit mengecil, dan yang penting—glow sehat, bukan kilau berminyak.
Produk Skincare Mewah: Worth it atau cuma pricey packaging?
Nah, ini yang sering jadi perdebatan di grup WA. Produk mewah memang menggoda. Ada yang mengandung bahan aktif berkualitas tinggi: vitamin C stabil, retinol dikombinasi, peptide, stem cell, hingga ekstrak kaviar—yah, kedengaran luar biasa. Tapi apakah semua itu pantas dengan harganya? Tergantung.
Aku pernah pakai serum dengan kandungan HA dan peptide yang terasa instan melembapkan—dan efeknya masih bertahan beberapa hari. Ada juga ampoule berteknologi kapsul yang bikin kulit terasa “kenyal”. Perasaan puas itu nyata. Namun jangan lupa: konsistensi lebih penting daripada sekali treatment mahal. Produk mewah bisa memberi hasil cepat, tapi perawatan rutin dan sunscreen tiap hari jauh lebih berdampak.
Satu catatan lagi: kalau kamu pengin lihat pilihan dan treatment yang lengkap, cek referensi salon atau brand lewat situs resmi seperti lamaisondellabellezza—biar bisa bandingkan sebelum memutuskan booking.
Review Salon: Nilai jujur—plus dan minus
Baiklah, saatnya jujur. Salon tempat aku mencoba punya beberapa keunggulan: therapist berpengalaman, produk high-end, dan suasana yang bikin relaks. Mereka jelasin langkah perawatan dengan detail, dan menawarkan paket yang sesuai kebutuhan kulitku. Harganya? Memang di atas rata-rata. Tapi aku merasa dapat value—bukan sekadar memanjakan, tapi perawatan yang benar-benar personalize.
Minusnya: antrean. Kalau nggak booking jauh-jauh hari, kemungkinan harus sabar menunggu. Lalu, ada beberapa treatment upgrade yang harganya cukup bikin mikir dua kali—misalnya booster ampoule khusus atau eyelash serum. Jadi siapin budget ekstra kalau mau full experience.
Kesimpulannya, menurutku salon profesional itu layak dicoba kalau kamu butuh perawatan intensif atau sekadar ingin me time berkualitas. Untuk hasil jangka panjang, kombinasikan treatment salon dengan skincare rutin di rumah. Ingat, yang membuat kulit sehat bukan cuma produk mahal, tapi juga konsistensi, tidur cukup, dan makan yang mendukung.
Jadi, kapan terakhir kamu manjain diri? Kalau belum, ajak teman, atau nikmati sendiri. Biar sesekali, kita boleh boros buat kebahagiaan kulit—tapi tetap cerdas. Sekian curhat spa dan facial dari aku. Kalau kamu punya pengalaman seru (atau horror story) soal facial, share dong. Aku pengin dengar!