Spa Malam yang Santai: Facial Mewah, Skincare dan Review Salon
Malam minggu ini aku memutuskan memberi hadiah kecil buat diri sendiri: spa malam di salon yang katanya “bintang lima, tapi ramah kantong”. Ceritanya sederhana—saya butuh relaks, kulit juga minta diurus sebelum ketemu buket deadline lagi. Jadi aku menyerah pada godaan facial mewah, serum yang wanginya kaya kebun bunga, dan janji-janji therapist yang suaranya menenangkan seperti ASMR.
Kenalan dulu: suasana dan vibe (bukan fancy banget, tapi comfy)
Begitu masuk, nuansa salon langsung bikin adem. Lampu redup, playlist yang nggak ngeganggu — bukan jenis lagu yang bikin kamu kepengen nari, melainkan yang bawa napas panjang. Terapisnya ramah, ngenalin produk satu-satu sambil tanya kondisi kulit aku. Itu penting: ada yang datang ke tempat spa cuma mau ‘seserahan’ produk, tapi di sini konsultasinya real. Kebetulan saya pilih paket Deluxe Facial yang mencakup double cleanse, steam, extractions, masker, dan 15 menit pijat leher-bahu. Nama paketnya berasa gue banget: ‘Nge-refresh Biar Siap Jadi Dewi Kantoran’.
Produk-produk mewah yang dicoba (spoiler: wanginya bikin mabok manis)
Di sesi ini aku nyobain beberapa brand high-end yang selama ini cuma liat di Instagram. Ada cleanser touchy-soft yang busanya lembut banget, essence yang kaya air bunga, dan serum vitamin C yang bikin muka kayak dikasih filter halus. Terus ada eye cream kecil yang pas di kantong mata, plus masker sleeping yang teksturnya kaya whipped cream—enak banget dipijit-pijit.
Satu hal yang lucu: terapisnya presentasi produknya sambil bilang, “Ini bukan sekadar skincare, ini investasi.” Aku pikir, ya ampun, sejak kapan merawat muka jadi dikasih label finansial. Tapi entah kenapa, setelah 15 menit pijat, aku mulai setuju. Kulit terasa plump dan glowing—bukan glow fake, tapi glow yang bilang “aku tidur delapan jam walaupun aslinya nonton series sampai jam 2”.
Waktunya review salon: nilai plus dan minus (jangan terlalu serius ya)
Oke, bagian jujur. Plus-nya: fasilitas bersih, therapist paham anatomi wajah (bukan asal pencet), produk asli, dan ada aftercare advice yang mantep. Mereka juga ngasih sampel travel-size yang bikin aku senyum-senyum kecil di jalan pulang. Minusnya: harga paket deluxe memang agak bikin dompet meriang, dan ada satu therapist yang ngobrolnya terlalu semangat—sampai aku hampir lupa sedang santai karena takut ketinggalan info perawatan.
Aku kasih rating personal: 4 dari 5 bintang. Kenapa bukan 5? Karena aku tetap penganut filosofi “mewah itu boleh, tapi nyaman itu wajib”. Kalau paketnya lebih fleksibel—misal bisa pilih fokus jerawat atau anti-aging tanpa harus ambil full bundle—mungkin aku bakal sering-sering mampir.
Kalau kamu penasaran pengin lihat salon yang aku datengin, coba intip dulu websitenya buat liat layanan lengkapnya: lamaisondellabellezza. Tapi jangan lupa bawa mood baik dan janji yang cukup, karena treatment mewah emang butuh waktu.
Tips ala aku setelah facial (biar glowing nggak cuma semalam)
Selain ritual di salon, ada beberapa hal sederhana yang menurutku ngaruh besar: pertama, jangan langsung keluar pas muka masih basah atau panaseh—biarkan produk meresap. Kedua, pemakaian sunscreen esensial; kamu sudah investasi ke serum mahal, jangan rusak semua cuma karena UV. Ketiga, minum air putih lebih banyak. Iya, klise, tapi efektif. Keempat, jangan over-exfoliate. Sekali seminggu cukup, kecuali kamu punya rekomendasi khusus dari terapis.
Penutup: worth it nggak sih?
Kesimpulannya, spa malam ini worth it buat aku—bukan cuma karena hasil fisik, tapi juga suasana mental yang lebih rileks. Ada sesuatu yang terapeutik dari dibelai dan dikasih perhatian profesional. Untuk yang lagi jenuh kerjaan atau butuh ‘me time’ kruas-krus, kasih waktu satu malam buat diri sendiri. Kalau dompet lagi aman dan kamu pengin coba skincare mewah tanpa rasa bersalah, go for it. Kalau masih ragu, coba dulu paket mini, lihat reaksinya, dan siapa tahu kamu ketagihan kayak aku.
Hari itu aku pulang dengan kulit yang lebih tenang, kepala yang ringan, dan satu pikiran penting: pantesan wajah seleb bisa glowing, mungkin rahasianya bukan cuma filter—kadang emang butuh sedikit kemewahan.